Selasa, 20 April 2010

Kanker dan Ketidaksuburan


Tiga dari 10 perempuan menggunakan obat yang biasa digunakan untuk mengobati kanker payudara, Femara, untuk mengobati ketidak suburban, sekalipun obat itu dapat meningkatkan risiko pada bayi, kata pada peneliti AS, pekan lalu.
Mereka mengatakan, obat tersebut seringkali diberikan “di luar kegunaannya”, yaitu untuk mengobati ketidak-suburan, sekalipun obat itu diklasifikasikan oleh Dinas Obat dan Makanan AS (FDA) sebagai obat yang bisa menimbulkan risiko kehamilan.
Satu studi mengenai klaim kesehatan menunjukkan kebijakan oleh asuransi kesehatan hanya untuk membayar kegunaan obat sebagaimana disetujui dapat meningkatkan pengobatan dan keselamatan perempuan yang menggunakannya.
Femara atau letrozole, dari Novartis disetujui untuk mengobati perempuan pasca-menopaus yang memiliki keprihatinan reseptor hormone payudara positif, kondisi saat hormone mengendalikan kanker. Obat itu, yang di dalam kelas obat di kenal sebagai aromatase inhibitor, bekerja dengan menghalangi produksi estrogen pada perempuan pasca-menopaus.
Femara telah dipelajari sebagai pengobatan untuk ketidak-suburan, tapi sejauh ini tak ada cukup bukti untuk memperlihatkan bahwa obat itu aman dan efektif, kata para peneliti di perusahaan farmasi Prime Pherapeutics.
Prime Pherapeutics menyajikan temuan tersebut dalam pertemuan “Academy of Managed Care Pharmacy” di San Siego.
Di dalam satu studi di Kanada pada 2005, satu tim mendapati peningkatan hamper tiga kali lipat dalam risiko penyimpangan kelahiran pada satu kelompok 150 bayi yang dilahirkan setelah perawatan dengan menggunakan letrozole, dan perusahaan itu telah memperingatkan para dokter agar tidak menggunakan obat tersebut untuk mengobati ketidak-suburan.
Segera setelah obat disetujui FDA, para dokter bebas untuk mengeluarkan resep buat obat itu jika mereka anggap cocok.
Para dokter yang mengobati ketidak-suburan mengatakan mereka menggunakan obat tersebut pada perempuan yang menghadapi masalah ovulasi.
Menurut satu jejaring bagi Pusat Kesuburan Canggih, Chicago, ketika enzim aromatase terhalang oleh obat tersebut, kondisi itu membuat tingkat estrogen pada perempuan muda turun, sehingga memicu keluarnya “follicle stimulating hormone”, yang membuat perempuan mengalami proses menstruasi.
Mereka mengatakan studi Kanada tersebut terlalu kecil, dan rancangan uji-cobanya telah dipandang sebagai cact.
Kendalikan penggantian
            Tim Prime Therapeutics dan satu tim dari klien perusahaan itu,ingin melihat apakah satu program yang ditunjukan untuk mamantau penggantian obat tersebut dapat meningkatkan keselamatan pasien dan memangkas biaya.
            Mereka menhkaji sebanyak 1,5 juta klaim dari dua rencana kesehatan blue Cross antara Juli 2008 dan Juli 2009 untuk melihat seberapa sering letrozole digunakan buat mengobati ketidak-suburan.
            Mereka mendapati obat itu biasa digunakan, dengan 29,3 persen anggota rencana menggunakan obat tersebut untuk mengobati ketidak-suburan.
            Lebih dari 95 persen yang berusia di atas 50 tahun yang menggunakan obat itu tak memperoleh diagonis uang disetujui FDA.
            Rata-rata biaya pengobatan tersebut ialah sekitar 174 dolar AS per klaim, kata tim itu pada pertemuan tersebut.
            Mereka mengatakan, pembatasan penggantian obat bagi petunjuk yang disetujui FDA mungkin menjadi cara bukan hanya untuk mengurangi biaya, tapi juga mengurangi risiko yang dialami bayi jika seorang perempuan yang menggunakan obat itu benar-benar hamil.
 
sumber : berita kota

Tidak ada komentar:

Posting Komentar