Kamis, 01 April 2010

HIDUP DENGAN OTAK SETENGAH


Bocah bernama Cameron Mott (9) mendapat julukan bocah ajaib. Ia menjalani bedah otak radikal dan berhasil sembuh. Untuk menyelamatkan Cameron dari sidrom penyakit Rassmussen,setengah dari otak bocah ini  di keluarkan dari tempurung tengkoraknya. Mukjizat dating. Seusai operasi, Cameron langsung bangun dan sadar, “ ucap Shelly Mott, ibunya.
Tidak hanya ibunya, bahkan tim dokter bedah pun juga terkejut. Tim dokter bedah otak tidak menyangka Cameron bisa secara ajaib sembuh dari pembedahan radikal tersebut.Cameron menderita penyakit Sindrom Rassmussen, penyakit gangguan otak yang di derita sejak dia berusia tiga tahun. “Menurut dokter ahli otak, penyakin Cameron ini menyerang sisi kanan otaknya,“ kata ibunya.
Setiap kali bangun pagi, penyakit ini kambuh. Cameron akan mengalami kejang-kejang, ayan, dan itu terjadi hingga beberapa menit.Dokter ahli mengatakan bahwa penyakin Cameron bisa disembuhkan apabila setengah dari otaknya di sisi kanan dibuang. Namun,ini adalah solusi ekstrem..
“Benar-benar berita yang sangat menakutkan. Anda tidak akan bisa membayangkan apa yang akn terjadi pada anak Anda setelah setengah otaknya dibuang? Saya benar-benar pasrah, apabila operasi tersebut merupakan jaln keluarnya,” kata Shellt Mott kepada Ann Curry dari NBC’s Today Show.
Awalnya, pasangan yang tinggal di Jamestown, North Carolina, ini masih tidak percaya, Cameron anaknya, berhasil menjalani operasi otak.“Saya tidak menyangka. Cameron masih terlihat seperti anak yang belum dioperasi. Awalnya, dengan hilangnya sisi otak kanan, Cameron akan menderita lumpuh badan bagian kiri. Namun, itu tidak terjadi,” katanya.
Kini, Cameron memulai hidup barunya, meski hidup dengan otak setengah. Namun, ternyata hal itu tidak mengganggu gadis cilik ini. Cameron harus menyelesaikan program fisioterpinya agar perlahan lahan bisa kembali menjadi anak yang normal.
Kini setelah dua bulan menjalani fisioterapi, Cameron sudah bisa berlari dan bermain meskipun masih sedikit pincang.
Cameron juga sudah mulai aktif kembali di sekolah, hanya penglihatan gadis ini sedikit hilang pada sisi tepi.
“ini merupakan sebuah risiko besar. Anda tahu bahwa mengambil sisi kanan otak yang mengontrol sisi kiri tubuh berarti dia akan lumpuh ketika terbangun setelah operasi,” kata dokter.
Namun, pada kasusnya yang berbeda, otak anak-anak juga mampu beradaptasi dan mengambil alih pekerjaan otak lain, saat sebagian dari otak tersebut hilang.
Cameron mampu berjalan keluar dari rumah sakit empat minggu pacsaoperasi. Saat ditanya, bagaimana rasanya setelah operasi pengambilan setengah otaknya, Cameron mengatakan tidak ada perbedaan.
“Saya tidak merasakan perbedaan setelah dioperasi. Saya tidak sakit lagi, dan saya ingin menjadi seorang ballerina ketika besar nanti,” kata Cameron.   

Sunber : berita kota

Tidak ada komentar:

Posting Komentar