Rabu, 30 Maret 2011

pertanyaan 2-38 dan 2-67


Pertanyaan 2-38. jelaskan hierarki input yang digunakan dalam menentukan nilai wajar. Penggunaan tingkat manakah yang menurunkan keandalan estimasi nilai wajar?
jawab : Hierarki nilai wajar input adalah asumsi yang memberikan dasar dalam mendapatkan nilai wajar. Terdapat 2 macam input yang diakui yaitu, input yang dapat diobservasi dan input yang tidak dapat diobservasi.
Input yang dapat diobservasi yaitu, ketika harga pasar dapat diperoleh dari sumber yang independen terhadap perusahaan yang membuat laporan. Input yang dapat diobservasi ini digoongkan menjadi 2 menurut asal harga pasar diperoleh, yaitu harga diperoleh dari pasar utama dan yang kedua harga diperoleh dari pasar sejunder.
Sedangkan Input yang tidak dapat diobservasi yaitu, ketika harga pasar yang diperoleh didapat dari asumsi-asumsi perusahaan karena asset atau kewajibannya tidak diperdagangkan.

Terdapat 3 tingkatan dalam hierarki ;
Input tingkat 1 : input ini diambil dari harga pasar aktif untuk asset atau kewajiban tertentu yang sedang dinilai. Harga tersebut merupakan input yang paling bisa diandalkan dan harus digunakan dalam menentukan nilai wajar apabila tersedia.
Input tingkat 2 : input ini diperoleh dari, kutipan harga dalam pasar aktif untuk asset atau kewajiban yang mirip tetapi tidak identik atau dari kutipan harga untuk asset atau kewajiban yang identik tetapi tidak di dalam pasar aktif atau jarang diperdagangkan,
Input tingkat 3 : merupakan input yang tidak dapat diobservasi dan digunakan ketika asset atau kewajiban tidak diperdagangkan atau ketika substitusi perdagangabbya tidak dapat diidentifikasi. Input ini merupakan asumsi dari manajer sendiri dalam penilaian, termasuk data internal dari dalam perusahaan.
Tingkatan yang menurunkan keandalan estimasi nilai wajar adalah tingkat input3. Oleh karena itu input ini harus jarang digunakan, walaupun demikian ketika perusahaan menggunakan tingkat input 1 dan 2 perusahaan masih perlu mempertimbangkan tingkat input  3.

Pertanyaan 2-67. Apa dampak faktor eksternal terhadap kualitas laba?
jawab : Dampak faktor eksternal juga mempengaruhi kualitas laba,salah satunya yaitu laba luar negeri. Laba luar negeri ini dipengaruhi oleh kesulitan dan ketidakpastian pengembalian dana, fluktuasi mata uang, kondisi politik dan social, dan aturan serta pungutan lokal. Banyak Negara-negara yang mengatur tentang tenaga kerja sehingga biaya tenaga kerja merupakan biaya tetap yang harus di tanggung oleh perusahaan. Selain itu, seperti di Indonesia, jika ada perusahaan asing yang ingin mendirikan perusahaan di Indonesia maka mereka harus mematuhi Undang-undang yang berlaku di Indonesia. Undang-undang yang harus dipatuhi itu antara lain, undang-undang lingkungan hidup, tenaga kerja ataupun yang lainnya yang akan mempengaruhi  kualitas laba dari perusahaan yang bersangkutan.  Selain itu, faktor eksternal yang mempengaruhi adalah, stabilitas dan realibilitas sumber laba. Factor yang akan meningkatkan kualitas laba adalah pendapatan yang terkait dengan tentara pemerintah jika hubungan internasional sedang memanas, namun terpengaruh juga dengan kondisi politik yang aman. Perubahan harga pun turut mempengaruhi kualitas laba. Serta ketidakpastian yang terjadi karena kerumitan operasi, laba konglomerasi tertentu dianggap memiliki kualitas rendah. Biasanya semakin rumit operasi dari perusahaan maka tingkat ketidakpastiannya juga akan tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar